Mar 30 2009

SECUIL dari KAMPANYE

Published by triagus under Uncategorized

Musim obral janji telah datang, banyak digelar berbagai aktivitas untuk menawarkan produk dari masing-masing pihak yang berkepentingan. Mulai dari memasang spanduk, bendera, poster diarea publik tanpa memperhatikan estetika dan keamanan dari pengguna ruang publik tersebut. bergesernya ruang publik menjadi “common” property untuk beberapa alasan pesta demokrasi ini dianggap sebagai hal biasa atau wajar.

Berdasarkan perjalanan penulis sewaktu sempat berbincang dengan beberapa masyarakat mendapatkan beberapa dampak dari musim obral janji ini:

pertama,  ketika ada iringan konvoi berdampak dengan berkurangnya rasa aman. Mengingat beberapa simpatisan sering terlalu jauh memanfaatkan aksi berkovoi ria. Mumpung masih ada kesempatan menikmati jalan seutuhnya mungkin, sehingga merasa sebagai pimilik jalan. pengguna lainnya lantas dikesampingkan demi kelangsungan kampanye partai.

kedua, omset mereka menurun untuk kasus skala mikro. karena alasan pertama tadi dimana para konsumen dan lainnya merasa enggan untuk keluar rumah. ketika para penggerak laju perekonomian riel ini berdiam dirumah maka investasi terhambat. ketika investasi terhambat penghasilan keluarga menurun. kesejahteraan menurun dst (semoga tidak terjadi)

berkaca dari secuil bagian dari masa kampanye ini. ternyata masyarakat kita juga tidak menjadi masalah dengan penghabisan dari pendapatan mereka untuk dibelanjakan pada bahan bakar. namun ketika bahan bakar ini naik lantas berteriak-teriak segera untuk meminta diturunkan, walaupun beban fiskal negara menjadi lebih tinggi. Walaupun dengan alasan klasik dibayari oleh pihak yang berkepentingan nah lho?.

Apakah ini demokrasi yang kita impikan? apakah dengan pesta demokrasi orang malah takut untuk beraktivitas kehilangan rasa aman dan merdeka? masa obral janji membawa dampak negatif juga sebelum janji itu teralisasi. Baru janji saja sudah merugikan apa lagi kalau sudah dilaksanakan. Melakukan sosialisasi banyak caranya, banyak medianya tidak harus konvoi. Masyarakat punya penilain untuk memilih. Mari dorong masyarakat calon pemilih dengan cara-cara yang cerdas, menarik dan santun.

728 responses so far

Mar 10 2009

SEKATEN WISATA Keluarga dan Kampung,

Published by triagus under Uncategorized

Hari senin, merupakan hari pelaksanaan adat sekaten di Kraton Yogja, bahkan malam senin sebelah timur keraton sampai THR dipenuhi oleh bus yang parkir sehingga jalana macet (kok kayak reportase mudik heheh). Namun hal yang menarik bukan itu bagi penulis ketika hari senin pagi terlihat seorang bapak dengan sepeda ontelnya berhenti di bang jo (sebutan orang jawa untuk rabu lalin) membawa kedua anaknya ke utara untuk ke kraton. Cucuran keringat terlihat membasahi tubuhnya.. anak-anak yang membonceng asik melihat ke kanan dan kiri. Seorang teman bertanya kok mereka tidak berangkat naik bis ya. kan lebih enak tidak kepanasan tidak berkeringat tidak berdebu tidak menghirup asap…tidak berpacu dengan kenalpot. Kemudian melintas pik up dengan dipenuhi beberapa orang yang duduk beralaskan tikar. sesekali merapikan rambut yang menutupi wajah mereka. padahal cukup panas ketika itu tapi mereka tidak kehilangan raut wajah yang murah senyum serta canda rianya. ngapain sih banyak orang yang begitu menikmati perjalanan panas ini…

bapak yang bersepeda tadi lebih memilih naik sepeda dari pada naik bis karena uang untuk naik bis bisa dia pakai membeli es untuk bertiga. sembari naik sepeda dia ingin dekat dengan anaknya manikmati jalan bantul bersama putra-putra tercintanya…membuat goresan kisah yang cukup akan dikenang oleh anak itu. cerita yang mungkin akan diceritakan untuk cucu-cucunya yang mungkin juga hanya akan ditertawai dan dikatakan itu khan dulu.

bagi mereka yang naik pikc up berpanas-panasan dengan tetangga merupkan sebuah ikatan dan bagaimana senangnya mereka daripada hanya duduk diam dalam bis yang tidak mengenal satu sama laiinnya. menyaksikan sebuah even dengan ramai-ramai lebih mengasikkan daripada hanya sendirian. mereka bercampur jadi satu tanpa ada pembeda kelas ekonomi, VIP atau VVIP. wuih sunggung bebas mereka menikmati hidup dengan bebasnya dengan ala mereka sendiri tidak terjebak dalam mekanisme pasar yang mencekik.

sekaten ternyata tidak hanya menjadi sebuah penanda eksistensi adat jawa, religiusitas, kebersukuran namun juga menciptakan even dan kesempatan orang menikmati hidup. sekian ketikan demi ketikan tidak terstruktur ini.

719 responses so far

Mar 10 2009

MALL kah Atau WARUNG Retail

Published by triagus under Uncategorized

Sedikit melepas penat. Beberapa hari lalu ketika diselenggarakan merti dusun di kampung datang lah Bupati Bantul. Disambutannya adalah dikatakan bahwa bantul melarang untuk didirikan mall, hal ini memang bukan berita baru. eksekutive Bantul menganggap bahwa dengan dirikan mall akan merusak iklim ekonomi masyarakat terutama perdagangan tepatnya perwarungan. Sebagai salah satu orang bantul pinggiran dan orang yang harus kepedalaman bantul setiap minggu terlebih malam minggu (ya ampun gelap). dari arah utara ke selatan jalan terlihat lengang hanya beberapa pengguna jalan yang memanfaatkan fasilitas publik ini. Dari arah sebaliknya terlihat berjubel motor dan mobil menuju arah jogja (selatan ke utara). lebih banyak kawula muda bantul atau keluarga muda dengan beberapa anak kecil. Mau kemana mereka ? MALMING di JOGJA. kenapa tidak di bantul aja ?

Dibantul dimana Mas ?  sebagai orang yang jarang ke bantul lantas ku susuri jalan disana. memang malam minggu di bantul sepi. maaf tidak ada tempat nonngkrong meminjam bahasa kaum muda. Gabusan khah ternyata sama sepinya.

Berjalan ke selatan mendekati jembatan progo terlihat disebelah pasar mangiran terdapat warung retail. cukup banyak juga pengunjungnya dengan lampu yang cukup terang.

hal ini membuat perhatian penulis dengan kebijakan eksekutifnya. ada hal yang menarik bagi saya:

1. orang bantul sendiri tidak ada yang menikmati bantul, mereka lebih suka ke jogja atau sleman untuk havingfun hal ini artinya mereka menyetor urang ke sana (wiilingness to pay-orang berwisata lebih tinggi) sehingga bantul hanya sisanya.

2. Dilarang membangun mall di bantul tetapi membolehkan warung retail untuk berdiri disebelah sentra ekonomi masyarakat kecil. Mana yang lebih bahaya?

686 responses so far

Mar 07 2009

BAILOUT BLUES, koment atas tulisan Stiglist

Published by triagus under Uncategorized


Dikatakan oleh Stiglist bahwa bukan menjadi hal yang tepat untuk melihat Amerika untuk bagaimana mengatur system perekonomiannya, terutama tentang keuangan global yang kacau-balau. Beberapa waktu lalu pemerintahan Buss ditolak proposalnya untuk keikutsertaan pemerintah didalam mekanisme pasar dengan “bailout” sebesar 700 Millyar dollar, guna mengatasi permasalahan perekonomian. Hal ini juga menunjukkan belum adanya consensus mengenai bagaimana menanggulangi permasalahan financial ini. Sebenarnya kekacaubalauan perekonomian amerika telah terlihat beberapa tahun yang lalu namun pemerintah amerika tidak mengambil sikap dengan mendiamkan saja pelaku penyebab permasalahan ekonomi sekarang ini.

 Sebagai bandul pengukur pasar global pemerintah amerika akan menurunkan bailout, sebuah kebijakan yang cukup mencolok untuk menolong  wall street. Pertanyaan stiglitz kemudian bagaimana dengan kondisi ekonomi? Bagaimana dengan pembayar pajak harus siap dengan keadaan deficit yang belum pernah terjadi sebelumnya? yang pada akhirnya mempertanyakan mengenai apakah bisa rencana bailout akan berjalan sebagaimana mestinya?

Argumentasi yang dimiliki oleh stiglitz adalah sekali lagi rencana ini mempercayakan atau bersandar pada trickle down economic (ekonomi yang menetes kebawah) dengan melemparkan uang yang cukup ke wall street dengan harapan akan sampai terjadi efek domino sampai Main Street. Menolong pekerja biasa dan pemilik rumah, trikle down economic hampir tidak pernah berjalan serta hal ini juga berlaku untuk saat ini. Selain itu rencana ini berdasarkan asumsi bahwa permasalahan yang mendasar adalah confidence (kepercayaan). Tidak ada keraguan mengenai hal ini, namun permasalahan yang harus digaris bawahi adalah bahwa pasar uang membuat pinjaman yang sangat jelek. Dimana terdapat terdapat penggelembungan ekonomi dalam hal perumahan dan pinjaman menjadi basis dari inflasi harga. Gelembung itu sudah pecah, harga rumah akan turun dan tidak ada untuk menebus hutang. Pinjaman yang buruk membuat lubang yang besar didalam keseimbangan keuangan bank-bank yang harus diperbaiki. Pemerintah dengan bailout ingin menutupi lubang besar ini, namun hal ini seperti memberikan tranfusi darah secara besar-besaran terhadap pasien yang mengalami pendarahan.

Meskipun rencana bailout dilakukan dengan cepat, dimana terlihat peningkatan yang tidak dapat dipercaya. Perekonomian amerika serikat telah berjalan dengan booming konsumsi bahan bakar minyak namun dengan pinjaman yang berlebihan hal ini yang akan memangkasnya. Pusat dan daerah akan memotong lagi pengeluarannya. Keuangan rumah tangga melemah, perekonomian yang berjalan lambat akan memperparah permasalahan financial. Apa yang bisa dilakukan dengan uang yang sedikit. Lubang yang terdapat di dalam institusi keuangan harus diisi dengan jalan yang transparan.

            Beberapa hal yang dapat dilakukan  pertama, perumahan dapat dibuat lebih terjangkau bagi masyarakat miskin dan menengah dengan dengan melakukan pemotongan terhadap pajak. Pemerintah selama ini membayar 50% bunga perumahan dan real astate bagi kalangan atas, belum sebagaimana dengan masyarakat miskin. Kedua, orang yang bangkrut dibiarkan memiliki rumah untuk menjadikan nilai atas miliknya dan meninggali rumah tersebut. Ketiga, pemerintah dapat memberikan pinjaman dengan biaya kecil.

            Dengan kata lain bahwa penulis menangkap bahwa rencana bailout yang mulai dilakukan oleh pemerintahan bush sampai obama saat ini, dalam pemerikiran stiglizt tidak hanya ditujukan untuk sektor keuangan namun juga sektor riil. Tidakhanya mengaju pada kebijakan moneter tetapi juga harus selaras dan didukung dengan kebijakan fiscal yang kuat. Rencana dari penggunaan uang bailout ini tidak hanya mengkofer kalangan menengah atas saja namun juga kalangan menengah kebawah, karena dampak dari permasalahan ekonomi global ini juga mereka rasakan, walaupun tidak turut dalam penyebab utama dari kriris ini.

Apabila dilihat kejadian depresi besar pada tahun 1929-an mempunyai kemiripan dengan sekarang ini. Dimana pada Depresi besar masa lalu terdapat juga penggelembungan ekonomi (bubble Economic) dimana waktu itu dipergunakan untuk permainan saham di pasar bursa mengingat harga-harga saham semakin meninggi. Sedangkan sekarang ini penggelembungan ekonomi terjadi juga pada bidang kredit perumahan. Kelalaian FED juga merupakan salah satu penyebab dari terjadi depresi masa itu dimana halnya sekarang ini.

Di Eropa Timur, dampak krisis global mengakibatkan resesi di sejumlah negara. Penurunan tajam pada nilai tukar uang akibat penarikan dana oleh investor yang bersamaan dengan turunnya penerimaan ekspor dan tingginya inflasi, memunculkan resiko kebangkrutan seluruh ekonomi Eropa Timur. Sudah terdapat  6 negara Eropa Timur yang meminta uluran tangan Dana Moneter Internasional (IMF) yakni Hongaria, Eslandia, Rusia, Ukraina, Turki, dan Belarus. Negara dikawasan Asia baru Pakistan yang mengajukan permintaan dana darurat dari IMF.

Di Amerika Serikat sendiri, dampak krisis mulai menyebar ke seluruh bidang perekonomian dengan adanya pemutusan hubungan kerja massal mulai terjadi baik di perusahaan swasta maupun pemerintah. AS sekarang ini memasuki resesi terburuk sejak Depresi Besar tahun 1930. Menurut ekonom JP Morgan Chase memperkirakan produk domestik bruto (PDB) AS hanya akan tumbuh 0,5 persen saja pada triwulan ke 3 tahun 2008 ini dan mengalami penurunan 4 persen pada triwulan terakhir 2008, mengalami resesi dengan penurunan tertajam sejak resesi 1981-1982. Angka pengangguran di AS diprediksi sebesar 8-8,5 persen pada akhir tahun 2008. Lima sektor yang mengalami PHK dengan jumlah terbesar adalah sektor finansial, otomotif, pemerintahan/organisasi nirlaba, transportasi, dan ritel. Separuh lebih industri peleburan baja sudah tutup karena turunnya permintaan. Tingkat konsumsi konsumen juga terus mengalami penurunan karena tingkat inflasi yang tinggi.

Sedangkan bail out atau penyelamatan dengan 700 milliar dollar yang dilakukan oleh pemerintah amerika merupakan sebuah usaha untuk menanggulangi datangnya depresi besar namun lebih tepatnya adalah mengurangi jangka terjadinya depresi. Lebih dekat lagi adalah upaya untuk menenangkan pasar. Menilik pada pengalaman depresi besar pada tahun 1930 dimana terjadi Tuesday  dark kemudian oleh media massa dilakukan pemberitaan “besar-besaran” kemudian pada Thursday dark terjadi titik puncak penurunan harga saham. Sama dengan bail out ini digunakan sebagai “politik pemadam kebakaran” yang bertujuan strategis untuk memberikan dana kepada bank-bank yang bermasalah guna mempertahankan ekonomi dan berupaya menenangkan pasar agar tidak terjadi ketidak kepercayaan pada pasar.

Namun masih harus ada yang dilakukan oleh pemerintah amerika untuk memulihkan ekonomi diantaranya adalah: meredam gelombang kebangkrutan, penyitaan rumah yang tak terlunasi oleh pembeli, kebijakan stimulus untuk menggerakkan ekonomi termasuk meningkatkan tunjangan pengangguran dan investasi di infrastruktur dan teknologi, memulihkan kepercayaan pasar melalui perbaikan regulasi pasar finansial serta membentuk badan multilateral yang efektif untuk mengawasi jalannya sistem finansial global. Sejauh ini, langkah stimulus  yang ditempuh baru menyangkut sektor industri, pemerintah Bush mengungkapkan kemungkinan memperluas jangkauan bail out ke sektor asuransi dengan nilai total dana talangan lebih dari 2 triliun dollar AS. Namun, tak sedikitpun mereka menyebut kemungkinan dikeluarkannya paket penyelamatan bagi jutaan warga yang terancam kehilangan pekerjaan, rumah, dan tabungan (sektor riil).

Artinya, masih banyak yang harus dilakukan sebelum ekonomi AS benar-benar pulih, bagi perekonomian global dan negara berkembang tentunya termasuk Indonesia ini merupakan kabar buruk sekaligus pesan untuk menjaga stamina menghadapi resesi berkepanjangan. Dampak depresi global terhadap perekonomian Indonesia diantaranya adalah terjadi terjadi penurunan eksport untuk industry manufaktur dan logam.  Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksikan akan terjadi perlambatan ekonomi global beberapa triwulan ke depan. Pemulihan ekonomi baru akan terjadi tahun 2010 dengan pertumbuhan ekonomi global menciut dari 5 pesen (2007) menjadi 3,9 persen tahun 2008 dan 3 persen tahun 2009. Di AS sendiri, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya tumbuh 0,1 persen tahun 2009.

            Kesimpulan dari tulisan ini menurut pandangan penulis adalah bahwa pertama, pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk turut serta campur tangan didalam mekanisme pasar untuk bertujuan melindungi rakyatnya dan menjaga stabilitas baik ekonomi, politik dan sosial. Kedua, kebijakan bailout yang dikeluarkan oleh pemerintah amerika serikat, sama dengan stiglizt bahwa objek dari kebijakan ini adalah baik sektor riil dan keuangan tidak hanya berpaku pada masalah moneter semata. Ketiga, pemerintah amerika serikat sebaiknya belajar dari dua kasus depresisi yang sudah terjadi bahwa harus terdapat regulasi untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kinerja Fed. Menurut penulis bukan jamannya lagi untuk strickly bahwa harus menganut perekonomian bebas atau perekonomian terpusat. Kegagalan pasar bebas sama sekali tidak berarti pasar bebas tidak lagi diperlukan. Pasar bebas perlu diterapkan juga, tapi ruang bagi pemerintah harus tetap ada agar pasar berjalan tertib, fair, dan tidak distortif.

649 responses so far

Apr 18 2008

MEMBURU PENDIDIKAN MELALUI SEKOLAH KOMUNITAS DAN INTERNET

Published by triagus under Uncategorized

MEMBURU PENDIDIKAN MELALUI SEKOLAH KOMUNITAS
DAN INTERNET
Studi atas Elaborasi SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah dengan
PT Indo.net Salatiga dalam usaha fasilitasi pembelajaran masyarakat
INTI SARI

Belajar merupakan sebuah sifat alami manusia, didasari oleh rasa keingintahuan mengenai sesuatu. Pendidikan sendiri adalah sebuah mekanisme belajar yang tersistematisasi.Pembelajaran membawa muatan, hasil dan harapan yang beragam. Menuntun pada sebuah perubahan garis kehidupan. Peningkatan akan kualitas seseorang agar mampu berdaya dan mandiri. Konstitusi menegaskan bahwa pendidikan adalah untuk semua (education for all). Namun dalam implementasinya aksesibilitas seseorang untuk mendapatkan pendidikan terganjal dengan berbagai mekanisme yang ada. Mematahkan semangat dan harapan untuk belajar serta mengenyam pendidikan. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan sebuah salah satu alternatife kekuatan untuk mengatasinya. Kolaborasi antara sekolah komunitas menghasilkan sebuah fasilitasi pendidikan dan pembelajaran berupa internet. Penikmatnya tidak hanya anak-anak usia sekolah namun masyarakat dapat dan memang selayaknya turut belajar bersama. Mempelajari lingkungannya dengan wawasan lokal dan global. Informasi dan pengetahuan salah satunya dapat dirambah dengan bantuan internet. Sebagai sebuah bentuk implementasi program kegiatan CSR. Bertolak dari berbagai motif yang melatar belakangi kesemuanya program itu dilakukan, setidaknya untuk mewujudkan fasilitasi belajar masyarakat. Membuka aksesibilitas pendidikan dan pembelajaran bagi mereka yang berkemauan dengan sarana internet.Pemerataan pendidikan merupakan agenda besar yang harus segera dituntaskan. Pelaksanaannya tidak hanya menjadi tanggungjawab negara akan tetapi juga melibatkan pihak swasta dan masyarakat untuk menjaga agar proses pendidikan terjamin keberlanjutannya. Akses terhadap pendidikan tidak hanya dilihat dari ketersediaan sarana saja akan tetapi juga dibutuhkan prasarana penunjang dari pelaksanaan kegiatan belajar yang terjadi. Kehadiran teknologi menjadi kebutuhan penting bagi sekolah untuk mempermudah proses pembelajaran. Peran teknologi dirasakan dampaknya ketika sekat-sekat yang selama ini menjadi penghalang menjadi dapat teratasi, terutama untuk wilayah-wilayah yang keberadaannya jauh dari pusat-pusat pertumbuhan. Komunikasi dan pertukaran informasi menjadi dibutuhkan dalam rangka pengembangan pendidikan ke arah yang lebih baik agar tidak terjadi kesenjangan dan ketidakmerataan di berbagai daerah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Mengambil pendekatan evaluasi formmatif, mencoba untuk memahami, menganalisa dan memberikan masukan. Pengambilan sampel/informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu sebagai data pendukung dipergunakan quisioner yang dilakukan lewat quik survei pada siswa SLTP Alternatife Qaryah Thayyibah Kalibening dan konsumen Warnet Beringin Indo.net Salatiga. Dipergunakan untuk mengetahui frekuensi dan persepsi tentang Indo.net. Lokasi penelitian pada SLTP Alternatife Qaryah Thayyibah, Desa Kalibening, Kecamatan Tinggkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah. Sedangkan unit analisanya adalah pihak pengelola, siswa, guru, masyarakat dan Indo.net Salatiga selaku pelaksana dari konsep CSR. Hasil akhir dari penelitian ini berupa pelaporan deskripsi program, analisa multi effek dan usulan model keberlanjutan hubungan kerjasama dari sekolah komunitas itu sendiri.

No responses yet